Pembunuh Ketujuh : Cerpen Potret Kehidupan Aceh yang Paradoks
Rp63.000
Diskon 25%Bagian ketiga buku ini, “kampung ke Kampung” memotret fenomena-fenomena khas dalam kehidupan masyarakat Aceh dalam kurun waktu satu windu kepenulisan cerita ini. Tokoh-tokoh utama dalam cerita pada bagian akhir buku ini digambarkan mengalami kehidupan yang tragis pada akhir cerita. Nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan kepercayaan pada orang lain semakin sulit diperoleh dalam masyarakat. Perubahan orientasi ekonomi dan politik semakin membuat kita kehilangan nilai-nilai moral yang sejak dahulu diagung-agungkan dalam kehidupan.
Alasan berbelanja di Bandar Publishing
- Pesanan sebelum jam 2 siang akan diproses dihari yang sama
- Garansi uang kembali
Keamanan belanja terjamin
Description
Reviews (0)
Description
Weight | 200 g |
---|---|
Category | Uncategorized |
Pembunuh Ketujuh : Cerpen Potret Kehidupan Aceh yang Paradoks / Herman RN
Buku Pembunuh ketujuh merupakan antologi cerpen yang menceritakan serangkaian peristiwa nun jauh di sana tetapi begitu tajam menusuk nurani. Kisah tentang Aceh yang luka, geram dan marah. Di balik itu, ada heroisme dan nilai luhur yang tak terucapkan. Penulis memintalnya dalam jalinan cerita mengalir yang cantik, eksotik, berkelok-kelok, dan tegas menegakkan humanisme. Inilah “potret” Aceh yang paradoks: gemuruh sekaligus juga senyap; pasrah dan berontak; suram-kelam dan berharap datang matahari! Inilah risalah metaforis yang mengasyikkan.
Cerita yang diangkat lebih fokus pada tema-tema tragedi dalam kehidupan sang tokoh, baik karena pengaruh sosial, bencana alam, ataupun hal-hal lain dalam kehidupan sehari-hari dalam suatu masyarakat, khususnya masyarakat Aceh. Hal itu secara tersurat dapat dibaca dari segi pemilihan cerita ke dalam tiga subbab, “Dari Konflik ke Damai”, “Seusai Laut Surut”, dan “Kampung ke Kampung”.
Cerita-cerita dalam subbab “Dari Konflik ke Damai” secara keseluruhan mencoba memotret bagiamana dampak negatif sebuah konflik sosial terhadap berbagai sendi kehidupan sebuah masyarakat. Konflik telah membuat manusia semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan keadaban.
Selanjutnya, dalam subbab ‘Seusai Laut Surut”, penulis dengan cermat memotret luka lain dalam kehidupan pasca-tsunami di Aceh. Tsunami tidak hanya meluluhlantakkan bagunan-bangunan megah di darah pesisir pantau di Aceh, tetapi juga meluluhlantakkan nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakatnya. Cinta kasih, kesetiaan, keikhlasan, dan rasa saling percaya semakin susah didapat karena banyaknya bantuan pascabencana tsunami membawa berbagai perubahan lain dalam masyarakat.
Bagian ketiga buku ini, “kampung ke Kampung” memotret fenomena-fenomena khas dalam kehidupan masyarakat Aceh dalam kurun waktu satu windu kepenulisan cerita ini. Tokoh-tokoh utama dalam cerita pada bagian akhir buku ini digambarkan mengalami kehidupan yang tragis pada akhir cerita. Nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan kepercayaan pada orang lain semakin sulit diperoleh dalam masyarakat. Perubahan orientasi ekonomi dan politik semakin membuat kita kehilangan nilai-nilai moral yang sejak dahulu diagung-agungkan dalam kehidupan.
Penulis : Herman RN
Ukuran : 14,5 x 20,5
Halaman : x + 202 hlm
ISBN : 978-602-1632-45-1
Penerbit:
BANDAR PUBLISHING
Lamgugob, Syiah Kuala. Banda Aceh. Provinsi Aceh.
Email: bandar.publishing@gmail.com
Reviews
There are no reviews yet.